14 Januari, 2014

Tips Merawat Nose dan Tail Skateboard



1. persiapkan bahan dan alat2nya, yaitu :

- Alteco cair (ini bukan lem alteco, tapi alteco
cair, kemasannya seperti obat mata Insto,
harganya 5ribu, bisa di cari di toko bangunan
dengan bertanya, "ada Alteco Cair Gak?")

- Serbuk gergaji (biasanya pas orang gergaji kayu kan ada sisa serbuknya, nah itu kamu
kumpulin
untuk betulin nose 7 tail skateboard)

- amplas yang halus

2. Ambil skateboardmu, gak harus di lepas
trucknya, cukup kamu bersihin nose & tail yang mau
dibetulin.

3. tempelkan, taburkan secukupnya serbuk
gergaji di bagian yang rusak, soak, mangap
atau mungkin
bagian nose & tail yang tergores aspal.

4. teteskan lem alteco cair di atas serbuk
gergaji yang sudeh ditaburkan, tunggu jangan
banyak2
lakukan tetes demi tetes...sambil kamu
perhatikan kondisi serbuk gergaji sama tetesan
lem. pada saat ini, alteco cair akan mencairkan
serbuk gergaji dan akan menutup &
membentuk sesuai
bentuk nose & tail yang rusak.

5. lakukan langkah no. 4 beberapa kali sampai
benar2 sembuh nose & tail kamu.

6. Liat hasilnya... kalo sudah sempurna seperti
kondisi baru, berarti selesai, tapi kalo belom,
coba
kamu ulangi lagi langkah 3 & 4.

7. amplas dengan amplas yang halus untuk
menyempurnakan hasil kerjamu.

8. nose 7 tail ready to use.

Sumber: dayfree-skateres.blogspot.com

Memotret Landscape Saat Sunset

Belajar Fotografi - Kualitas cahaya saat matahari tenggelam atau Sunset bisa menjadi saat-saat yang berharga bagi para fotografer landscape. Tidak hanya warna langit yang begitu menarik, tetapi juga sudut rendah matahari bisa memberikan tekstur pada landscape. Sunset memang menawarkan potensi atau peluang foto landscape yang hebat, tetapi juga memiliki
tantangan tersendiri yang harus Sobat atasi guna memaksimalkan potensi-potensi foto hebat yang ada. Berikut ini beberapa tips serta pendekatan yang bisa dilakukan saat memotret sunset.



Photo: Hamed AlGhanboosi

Pengaturan Kamera

Pertanyaan yang pasti terlintas adalah:"Pengaturan seperti apa yang bisa saya gunakan saat memotret sunset?". Memotret saat sunset sebetulnya tidak berbeda dengan pemotretan landscape lainnya, berikut ini bisa dijadikan acuan awal yang bagus:

▪Mode Pemotretan: Manual

ISO: 100

Aperture: f/11 (Depth of Field luas, tanpa menurunkan kualitas gambar)

Shutter Speed: Sesuaikan dengan kondisi langit yang terekam dalam gambar (percepat jika tampak terlalu terang, dan perlambat jika langit terlalu gelap).

White balance: Daylight/Sunny jika Sobat memotret menggunakan JPEG

Hal yang perlu diingat bahwa pengaturan kamera bukan sebuah parameter yang menjamin keberhasilan foto sunset kalian, berikut ini adalah beberapa hal yang juga perlu dipertimbangkan:


Exposure


Hal yang menarik dari Sunset adalah langit cerah bewarna merah, pink serta oranye, dan tidak sedikit Sobat InFotografi yang tergoda untuk menjadikan langit sebagai Focal Point atau Point of Interest, anda meng-ekspose langit, dan menjadikan elemen-elemen lainnya menjadi semacam siluet. Jika foto tersebut memiliki komposisi yang bagus sih tidak masalah, tetapi jika tidak maka penikmat foto kalian tidak memiliki hal lain selain langit untuk dilihat, jadi mereka secara cepat kehilangan ketertarikan terhadap fofo-fofo sunset kalian.

Salah satu kelebihan sunset adalah cahaya bewarna keemasan yang menerangi area didepan kalian dengan bayangan-bayangan yang panjang. Memotret langit serta area tersebut bisa membuat foto-foto landscape kalian lebih menarik. Tetapi anda akan menemui tantangan: Ketika matahari rendah, langit akan bewarna cerah tetapi tidak pada area tanah di depan kalian. Perbedaan tingkat kecerahan ini bisa menimbulkan masalah terhadap foto kalian. Jika perbedaan terlalu jauh, maka sobat akan kehilangan detail langit atau bayangan di tanah

Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah tersebut:

1. Gunakan filter Graduated Natural Density (GND).

2. Ambil beberapa gambar (satu gambar mengekspose langit, dan satu mengekspose bagian tanah), gabungkan Dua foto tersebut menggunkaan perangkat lunak editing gambar.

Kedua cara diatas memiliki kesulitan tersendiri diantaranya adalah: timbulnya flare dari penggunaan filter atau ada gambar tidak benar-benar identik saat pengambilan dua gambar (biasanya diakibatkan karena adanya gerakan).

Komposisi

Saat memotret sunset tentu anda ingin juga menyertakan matahari di dalam frame dong. Jika posisi matahari masih relatif tinggi, maka eksposure yang pas cukup sulit untuk didapatkan. Anda bisa menunggu sampai matahari masuk ke horizon, sehingga Sobat akan lebih mudah mendapatkan exposure.

Pilihan lainnya adalah jangan menyertakan matahari dalam frame foto kalian. memang Sobat akan kehilangan "drama" dari matahari itu sendiri, tetapi anda masih bisa mendapatkan nuansa waktu atau senja, tanpa kesulitan untuk mendapatkan exposure yang pas.

Jangan berkemas ketika matahari telah tenggelam

Banyak sekali fotografer landscape yang bergegas pulang ketika matahari sudah tidak tampak lagi, coba tunggu sekitar 10 menit. Cermati awan-awan yang ada dilangit akan berganti warna dengan disertai berkas-berkas cahaya matahari, scene ini tentu masih menawarkan foto-foto yang menarik bukan?. anda akan membutuhkan tripod karena shutter speed yang anda dapatkan tidak secepat di awal.

Cobalah memotret Sunrise

Apa yang kami tuliskan diatas, bisa berlaku juga loh pada pemotretan sunrise, tentu bangun lebih bagi bisa menjadi tantangan tambahan ketika memotret sunrise :)

Sumber: http://www.infotografi.com/

13 Januari, 2014

LIRIK LAGU PEE WEE GASKINS - BERBAGICERITA

Lyrics : Dochi Sadega

Terlambat
Hampir ku melewatkan janji
Tertidur menonton DVD
Pergilah denganku (Pergilah denganku,Pergilah
denganku)

Walaupun ku tahu diriku kurang tinggi
Kamu yang ku cari
Pergilah denganku(Pergilah denganku,Pergilah
denganku)

Dan kau pun terdiam
Tak bisa tentukan pilihan
It's okay, take your time
I'm gonna make you mine

Jangan menangis lagi
Ini bukan salahmu
Saat esok datang ku akan kembali
Jangan menangis lagi
Ini bukan salahmu
Saat esok datang ku akan kembali Mencoba mendapatkanmu

Ku lihat kau dari kacamata ini
Dan ku jadi galau sendiri
Pergilah denganku (Pergilah denganku,Pergilah
denganku)

Bersiaplah
Vespaku akan menjemputmu
Bersamaku ayo melaju
Pergilah denganku (Pergilah denganku,Pergilah
denganku)

Dan kau pun terdiam
Tak bisa tentukan pilihan
It's okay, take your time
I'm gonna make you mine

Jangan menangis lagi
Ini bukan salahmu
Saat esok datang ku akan kembali
Jangan menangis lagi
Ini bukan salahmu
Saat esok datang ku akan kembali Mencoba mendapatkanmu

Buat nyata mimpi ini karna tak ada mimpiku
yang tidak melibatkan kamu
Buat nyata mimpi ini karna tak ada mimpiku
yang tidak melibatkan kamu
Jadikan ku yang terakhir dan tua bersamaku

Jangan menangis lagi
Ini bukan salahmu
Saat esok datang ku akan kembali
Jangan menangis lagi
Ini bukan salahmu
Saat esok datang ku akan kembali Mencoba mendapatkanmu
Mencoba mendapatkanmu
Mencoba mendapatkanmu

pertanyaan seputar mode manual kamera

Teknik Fotografi - Mode manual bisa dikatakan
sebuah mode yang mirip dengan Aperture Priority dan Shutter Priority, tetapi tidak seperti
kedua mode semi otomatis tersebut, anda
harus mengatur baik itu kecepetan shutter
(shutter speed) dan aperture dengan tangan
kalian sendiri.


Photo: arsami

Kamera pada mode Manual tidak akan
membuat sebuah perubahan pengaturan secara
otomatis, Sobat masih tetap dipandu oleh
sistem metering kamera untuk mendapatkan exposure terbaik. Parameter pengaturan
lainnya seperti fokus, white balance serta ISO
bisa diset secara otomatis jika anda
menginginkannya.

Bagaimana sebenarnya mode manual ini bekerja?

Ketika menggunakan mode manual, anda
harus menentukan apa yang menjadi prioritas
kalian agar mendapatkan foto yang anda inginkan: Depth of Field (bagian frame yang terfokus) atau durasi exposure (bagaimana gerakan terekam dalam foto). Jika anda telah memiliki prioritas ini maka kalian akan dengan
mudah menentukan parameter apa yang harus
diatur terlebih dahulu. Apakah shutter speed
atau aperture!

Jika Sobat merasa Depth of Field adalah hal
terpenting dalam foto, maka Sobat bisa
mengatur aperture terlebih dahulu. Sebagai
contoh: saat memotret landscape (dimana depth of field luas sangat diperlukan) atau foto Portrait (dimana depth of field sempit akan memberikan nuansa blur pada background).


Aperture kecil (seperti: f/16 dan f/22) akan
meningkatkan depth of field, dan sebaliknya
aperture lebar (seperti: f/2.8 dan f/4) akan
mengurangi tingkat depth of field. Jika durasi
atau rentang waktu exposure menjadi hal
penting dalam foto, maka pilihlah shutter speed
terlebih dahulu. Shutter speed cepat (seperti
1/1000 detik) bisa sangat membantu mem-
freeze atau membekukan sebuah obyek yang
bergerak cepat, sedangkan shutter speed
lambat (1/10 detik) akan mengakibatkan blur.

Ok, Jadi apa langkah selanjutnya?

Setelah Sobat mengatur parameter awal, baik
itu shutter speed atau aperture, maka sekarang
saatnya Sobat set yang lainnya (jika parameter
awal adalah aperture maka sekarang set shutter
speed dan juga sebaliknya). Meskipun
kombinasi yang tepat akan berubah menurut
situasi dan kondisi pencahayaan, prinsipnya
masih tetap sama: aperture kecil mengijinkan
sedikit cahaya untuk masuk sehingga
membutuhkan shutter speed yang lebih lambat
untuk mendapatkan exposure, sedangkan
exposure lebar/luas mengijinkan lebih banyak
cahaya dan memungkinkan fotografer
menggunakan shutter speed yang relatif lebih
cepat.


Pada saat melakukan perubahan pengaturan,
alangkah baiknya anda memperhatikan
indikator/skala exposure pada viewfinder,
indikator ini menunjukkan apakah subyek foto
mendapatkan exposure yang pas, atau
underexposure atau malah overexposure.
Sebagai tambahan Sobat juga bisa merubah pengaturan ISO untuk merubah tingkat exposure.

ISO memberikan kontrol pada tingkat
sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya. Pemilihan ISO tinggi akan membuat sensor lebih sensitif terhadap cahaya, sedangkan ISO rendah membuat sensor kurang sensitif (jadi butuh lebih banyak cahaya yang diperlukan untuk membuat expsoure yang sama).

Pengaturan ISO memberikan lebih banyak pilihan dalam hal memilih kombinasi shutter speed serta aperture pada sebuah kondisi/ situasi pencahayaan. sebagai contoh: Penggunaan ISO tinggi akan memudahkan Sobat ketika memilih aperture kecil dan shutter speed cepat ketika memotret landscape pada kondisi pencahayaan rendah.

Jadi apa tujuan adanya mode Manual jika ada mode
Otomatis?


Memang benar jika keharusan mengatur aperture dan shutter speed sebelum memotret akan memperlambat kita. Mode manual tidak didesain untuk memotret pada situasi pencahayaan yang sering berubah, karena Sobat akan sering melakukan kompensasi pada setiap perubahan pencahayaan. Kamera menyediakan mode otomatis atau semi otomatis untuk memotret pada kondisi pencahayaan yang sering berubah.

Fakta bahwa aperture dan shutter speed akan tetap sama pada mode Manual bisa dikatakan adalah sebuah keuntungan tersendiri. Mode manual sangat cocok pada subyek yang bergerak selama kondisi pencahayaan tetap konstan, Sobat bisa memilih kombinasi aperture, shutter speed serta ISO untuk sebuah subyek dan memastikan mereka tetapi terekspose secara tepat, meskipun background berubah.

Kenapa Background yang berubah bisa mempengaruhi
exposure?


Exposure secara normal akan secara otomatis berubah menurut beberapa faktor, seperti kuantitas serta kualitas cahaya, mode metering yang Sobat gunakan, tone yang menyebar pada frame, ukuran subyek terhadap background. Pada beberapa kondisi Sobat mungkin akan menggunakan exposure compensation untuk memastikan hasil foto tidak under atau overexposure

Sebagai contoh: bayangkan Sobat memotret serial foto dari sebuah pesawat yang sedang take-off pada siang hari yang berawan. Exposure secara keseleruhan cenderung netral pada saat pesawan masih berada di landasan, namun ketika pesawat mulai naik, hamparan langit yang cerah cenderung menipu kamera sehingga akan menurunkan tingkat exposure (masih ingat kan bahwa kamera selalu ingin mencoba memberikan hasil exposure mendekati mid-tone).

Hasilnya? Awan putih yang kita lihat akan menjadi abu-abu (grey) dan pesawat akan terlihat semacam siluet. Sobat butuh menggunakan exposure compensation untuk menaikkan tingkat kecerahan dan mengembalikan detail dari pesawat terbang tersebut.

Dengan menggunakan mode Manual, Sobat bisa mengatur exposure dari awal pemotretan dan memastikan bahwa pesawat memiliki exposure yang akurat.

Bukankah saya masih bisa menggunakan tombol Exposure
Lock pada kamera?


Yap...anda bisa memotret menggunakan Aperture Priority atau Shutter Priority dan menekan tombol Exposure Lock agar menjaga kombinasi aperture, shutter speed serta ISO tetap sama, tatapi bukankah dengan adanya mode Manual bisa menjadi sebuah pilihan atau opsi lain yang patut dipertimbangkan? Menggunakan mode Manual memungkinkan Sobat untuk sedikit melupakan exposure dan fokus terhadap aspek-aspek komposisi yang lebih tricky.


Jadi kapan Saya hendaknya menggunakan mode Manual?

Seperti yang sudah Kami sebutkan diatas, mode Manual seringkali cocok ketika Sobat memotret subyek gerak pada pencahayaan konstan/tetap,
tetapi anda masih bisa menggunakan mode ini pada setiap subyek. Jika anda masih dalam tahap mempelajari dunia fotografi, maka mode ini sangat cocok untuk digunakan. Mode Manual
merupakan alat belajar yang sangat sempurna. Mode ini juga sangat bagus digunakan jika anda menggunakan flash, memudahkan anda untuk mendapatkan keseimbangan antara cahaya flash serta cahaya yang ada di sekitar subyek foto.


Sumber: http://www.infotografi.com