13 Januari, 2014

pertanyaan seputar mode manual kamera

Teknik Fotografi - Mode manual bisa dikatakan
sebuah mode yang mirip dengan Aperture Priority dan Shutter Priority, tetapi tidak seperti
kedua mode semi otomatis tersebut, anda
harus mengatur baik itu kecepetan shutter
(shutter speed) dan aperture dengan tangan
kalian sendiri.


Photo: arsami

Kamera pada mode Manual tidak akan
membuat sebuah perubahan pengaturan secara
otomatis, Sobat masih tetap dipandu oleh
sistem metering kamera untuk mendapatkan exposure terbaik. Parameter pengaturan
lainnya seperti fokus, white balance serta ISO
bisa diset secara otomatis jika anda
menginginkannya.

Bagaimana sebenarnya mode manual ini bekerja?

Ketika menggunakan mode manual, anda
harus menentukan apa yang menjadi prioritas
kalian agar mendapatkan foto yang anda inginkan: Depth of Field (bagian frame yang terfokus) atau durasi exposure (bagaimana gerakan terekam dalam foto). Jika anda telah memiliki prioritas ini maka kalian akan dengan
mudah menentukan parameter apa yang harus
diatur terlebih dahulu. Apakah shutter speed
atau aperture!

Jika Sobat merasa Depth of Field adalah hal
terpenting dalam foto, maka Sobat bisa
mengatur aperture terlebih dahulu. Sebagai
contoh: saat memotret landscape (dimana depth of field luas sangat diperlukan) atau foto Portrait (dimana depth of field sempit akan memberikan nuansa blur pada background).


Aperture kecil (seperti: f/16 dan f/22) akan
meningkatkan depth of field, dan sebaliknya
aperture lebar (seperti: f/2.8 dan f/4) akan
mengurangi tingkat depth of field. Jika durasi
atau rentang waktu exposure menjadi hal
penting dalam foto, maka pilihlah shutter speed
terlebih dahulu. Shutter speed cepat (seperti
1/1000 detik) bisa sangat membantu mem-
freeze atau membekukan sebuah obyek yang
bergerak cepat, sedangkan shutter speed
lambat (1/10 detik) akan mengakibatkan blur.

Ok, Jadi apa langkah selanjutnya?

Setelah Sobat mengatur parameter awal, baik
itu shutter speed atau aperture, maka sekarang
saatnya Sobat set yang lainnya (jika parameter
awal adalah aperture maka sekarang set shutter
speed dan juga sebaliknya). Meskipun
kombinasi yang tepat akan berubah menurut
situasi dan kondisi pencahayaan, prinsipnya
masih tetap sama: aperture kecil mengijinkan
sedikit cahaya untuk masuk sehingga
membutuhkan shutter speed yang lebih lambat
untuk mendapatkan exposure, sedangkan
exposure lebar/luas mengijinkan lebih banyak
cahaya dan memungkinkan fotografer
menggunakan shutter speed yang relatif lebih
cepat.


Pada saat melakukan perubahan pengaturan,
alangkah baiknya anda memperhatikan
indikator/skala exposure pada viewfinder,
indikator ini menunjukkan apakah subyek foto
mendapatkan exposure yang pas, atau
underexposure atau malah overexposure.
Sebagai tambahan Sobat juga bisa merubah pengaturan ISO untuk merubah tingkat exposure.

ISO memberikan kontrol pada tingkat
sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya. Pemilihan ISO tinggi akan membuat sensor lebih sensitif terhadap cahaya, sedangkan ISO rendah membuat sensor kurang sensitif (jadi butuh lebih banyak cahaya yang diperlukan untuk membuat expsoure yang sama).

Pengaturan ISO memberikan lebih banyak pilihan dalam hal memilih kombinasi shutter speed serta aperture pada sebuah kondisi/ situasi pencahayaan. sebagai contoh: Penggunaan ISO tinggi akan memudahkan Sobat ketika memilih aperture kecil dan shutter speed cepat ketika memotret landscape pada kondisi pencahayaan rendah.

Jadi apa tujuan adanya mode Manual jika ada mode
Otomatis?


Memang benar jika keharusan mengatur aperture dan shutter speed sebelum memotret akan memperlambat kita. Mode manual tidak didesain untuk memotret pada situasi pencahayaan yang sering berubah, karena Sobat akan sering melakukan kompensasi pada setiap perubahan pencahayaan. Kamera menyediakan mode otomatis atau semi otomatis untuk memotret pada kondisi pencahayaan yang sering berubah.

Fakta bahwa aperture dan shutter speed akan tetap sama pada mode Manual bisa dikatakan adalah sebuah keuntungan tersendiri. Mode manual sangat cocok pada subyek yang bergerak selama kondisi pencahayaan tetap konstan, Sobat bisa memilih kombinasi aperture, shutter speed serta ISO untuk sebuah subyek dan memastikan mereka tetapi terekspose secara tepat, meskipun background berubah.

Kenapa Background yang berubah bisa mempengaruhi
exposure?


Exposure secara normal akan secara otomatis berubah menurut beberapa faktor, seperti kuantitas serta kualitas cahaya, mode metering yang Sobat gunakan, tone yang menyebar pada frame, ukuran subyek terhadap background. Pada beberapa kondisi Sobat mungkin akan menggunakan exposure compensation untuk memastikan hasil foto tidak under atau overexposure

Sebagai contoh: bayangkan Sobat memotret serial foto dari sebuah pesawat yang sedang take-off pada siang hari yang berawan. Exposure secara keseleruhan cenderung netral pada saat pesawan masih berada di landasan, namun ketika pesawat mulai naik, hamparan langit yang cerah cenderung menipu kamera sehingga akan menurunkan tingkat exposure (masih ingat kan bahwa kamera selalu ingin mencoba memberikan hasil exposure mendekati mid-tone).

Hasilnya? Awan putih yang kita lihat akan menjadi abu-abu (grey) dan pesawat akan terlihat semacam siluet. Sobat butuh menggunakan exposure compensation untuk menaikkan tingkat kecerahan dan mengembalikan detail dari pesawat terbang tersebut.

Dengan menggunakan mode Manual, Sobat bisa mengatur exposure dari awal pemotretan dan memastikan bahwa pesawat memiliki exposure yang akurat.

Bukankah saya masih bisa menggunakan tombol Exposure
Lock pada kamera?


Yap...anda bisa memotret menggunakan Aperture Priority atau Shutter Priority dan menekan tombol Exposure Lock agar menjaga kombinasi aperture, shutter speed serta ISO tetap sama, tatapi bukankah dengan adanya mode Manual bisa menjadi sebuah pilihan atau opsi lain yang patut dipertimbangkan? Menggunakan mode Manual memungkinkan Sobat untuk sedikit melupakan exposure dan fokus terhadap aspek-aspek komposisi yang lebih tricky.


Jadi kapan Saya hendaknya menggunakan mode Manual?

Seperti yang sudah Kami sebutkan diatas, mode Manual seringkali cocok ketika Sobat memotret subyek gerak pada pencahayaan konstan/tetap,
tetapi anda masih bisa menggunakan mode ini pada setiap subyek. Jika anda masih dalam tahap mempelajari dunia fotografi, maka mode ini sangat cocok untuk digunakan. Mode Manual
merupakan alat belajar yang sangat sempurna. Mode ini juga sangat bagus digunakan jika anda menggunakan flash, memudahkan anda untuk mendapatkan keseimbangan antara cahaya flash serta cahaya yang ada di sekitar subyek foto.


Sumber: http://www.infotografi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar